MAKALAH
AGAMA KRISTEN
AGAMA KRISTEN
GARAM
DAN TERANG
NAMA : PALIS KOGOYA II
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
NIM : 2016420010
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
NIM : 2016420010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah - Nya bagi
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak
lupa juga kami jugamengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses
penyelesaianmakalah ini.
Makalah ini kami susun sebagai bahan pembelajaran
untuk memenuhi mata kuliah Agama.Dalam makalah ini kami membahas
mengenai masyarakat dari sudut pandang Kristiani, antara lain pengertian mengenai masyarakat,persoalan-persoalan
dalam masyarakat berikut peran sertamasyarakat Kristen dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam masyarakat
dan kegiatan–kegiatnan yang dapat mendorong terwujudnya masyarakat yang beradab dan
sejahtera.
Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mohon saran dankritik
yang membangun dari pembaca sebagai masukan bagi kami.
Sekiranya makalah ini dapat menambah wawasan dan
memberi mamfaat bagi pembaca.
Surabaya,
8 Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen
dapat memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan
moralitas, dan etika Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut
diharapakan mahasiswa dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai
dengan ajaran Kristen.
Makna moral / etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Manusia sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku manusia dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni sebagai “Garam dan Terang” petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan.
Etika Kristen adalah Ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur
tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak dan perintah Allah
sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus
1.2
Rumusan masalah
Pada zaman sekarang banyak manusia yang telah jauh dengan Tuhan, telah hidup tidak sesuai dengan ajaran Tuhan
Yesus, dan hidup tidak sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus .
1.3 Tujuan :
1.
Memberikan arahan bagaimana menjadi Garam Dan Terang di
tengah masyarakat
2.
Menjelaskan
bagaimana pentingnya menjaga hubungan
dengan masyarakat
3.
Menjadikan
kita sebagai orang Kristen yang memiliki pribadi serupa dengan Tuhan Yesus
Kristus.
4.
Mengajarkan untuk menjadi
orang Kristen yang dapat menjaga kesucian diri
BAB II
HUBUNGAN DENGAN SESAMA
2.1 GAMBARAN HUBUNGAN
DENGAN SESAMA
Hubungan dengan sesam makhluk
hidup Mencerminkan Hubunganmu dengan Tuhan. Sehingga jika Hubungan kita dengan Tuhan kuat maka Hubungan
kita dengan sesama makhluk hidup akan terjalin dengan baik.
(Yohanes 17:20-23)
Ayt. 20 Dan bukan untuk
mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya
kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Ayt. 21 Supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus Aku.
Ayt. 22 Dan Aku telah
memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Ayt. 23 Aku
di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu,
agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau
mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku..
2.2 HUBUNGAN YANG
SESUAI DENGAN KEHENDAK TUHAN
Kedamaian pada umat-nya, merupakan salah satu rencana yang di
inginkan Tuhan Yesus dari kita anak-anaknya. Kedamaian ini akan terwujud jika
hubungan-hubungan diperkuat.
Betapa pentingnya HUBUNGAN & KEDAMAIAN ini terjalin dengan baik . sehingga akan membawa dampak yang sangat indah pada kehidupan ini.
Betapa pentingnya HUBUNGAN & KEDAMAIAN ini terjalin dengan baik . sehingga akan membawa dampak yang sangat indah pada kehidupan ini.
2.3 HUBUNGAN KITA
DENGAN TUHAN
SEHARUSNYA MEMPERKUAT HUBUNGAN KITA DENGAN SESAMA.
SEHARUSNYA MEMPERKUAT HUBUNGAN KITA DENGAN SESAMA.
Hubungan kita dengan sesama manusia selalu ada
hubungannya dengan hubungan kita dengan Tuhan Yesus.
Bukti jika hubungan kita baik
dengan Tuhan dapat dilihat dari bagaimana hubungan kita dengan sesama kita.
Hubungan yang tidak baik dengan sesama dapat diakibatkan dari hubungan dengan
Tuhan Yesus yang tidak baik juga. Jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus baik, maka
kita dengan mudah dapat mejalin hubungan yang baik dengan sesama kita.
Dapat di buktikan jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus baik, maka hubungan kita dengan sesama akan terjalin dengan baik juga. Dan begitu juga jika hubungan kita dengan ssesama terjalin dengan baik maka jangan pernah melupakan hubungan kita dengan Tuhan Yesus.
Dapat di buktikan jika hubungan kita dengan Tuhan Yesus baik, maka hubungan kita dengan sesama akan terjalin dengan baik juga. Dan begitu juga jika hubungan kita dengan ssesama terjalin dengan baik maka jangan pernah melupakan hubungan kita dengan Tuhan Yesus.
Beberapa contoh hubungan yang baik dan yang buruk antara pergaulan kita dengan lingkungan kita,
jika kita tidak dekat dengan Tuhan maka kita akan bergumbul dengan orang-orang
yang salah. Yang dapat menyesat-kan kita dan membuat kita hidup dalam dosa .
Dan hubungan kita dengan keluarga yang baik merupakan salah satu bukti dari kondisi
hubungan keluarga yang baik dengan Tuhan Yesus. Tetapi jika hubungan antar
anggota keluarga kurang baik; seperti komunikasi antara orang tua dengan anak /
suami dengan istri / kakak dengan adhik, yang selalu ada pertengkaran dalam
keluarga, maka dapat di pastikan hubungan keluarga dengan Tuhan Yesus juga
kurang baik.
2.4 KERENDAHAN HATI, KELEMBUTAN,
& KEBAIKAN
# (EFESUS 3:1-5) RAHASIA PANGGILAN ORANG-ORANG BUKAN YAHUDI
Ayt. 1 itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang di penjarakan
karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah
Ayt. 2 memang kamu telah mendengar tentang
tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang di percayakan kepadaku karena
kamu,
Ayt. 3 yaitu bagaiamana rahasianya
dinyatakan kepadaku dengan wahyu, seperti yang telah kutulis di atas dengan
singkat.
Ayt. 4 Apabila kamu membacanya, kamu
dapat mengetahui dari padanya pengertian ku terhadap kristus,
Ayt. 5 yang pada zaman angkatan-angkatan
dahulu tidak di beritakan kepada anak-anak manusia,tetapi yang sekarang
dinyatakakn di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabinya yang kudus,
Tuhan sangat mengasihi
anak-anaknya, oleh sebab itu rahasinya dinyatakan kepada Paulus dengan wahyu
agar kamu dapat mengetahui dari padanya pengetian Paulus akan rahasia Kristus.
#(1 PETRUS 3:8-12) KASIH &
DAMAI
Ayt. 8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua
seia sekatta, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang, dan rendah hati,
Ayt. 9 dan janganlah membalas kejahatan
dengan kejahatan, atau caci makian dengan caci maki, tapi sebaliknya, hendaknya
kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh
berkat. Sebab :
Ayt. 10 “siapa yang mencintai hidup dan
mau melihat hari-hari baik, ia harus enjaga lidahnya terhadap yang jahat dan
bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.
Ayt. 11 Ia harus menjauhi yang jahat dan
melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha
mendapatkannya.
Ayt. 12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada
orang-orang benar, dan telinga-Nya
kepada permohonan mereka yang minta
tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.”
Maka berbuatlah baik dan saling tolong menolong kepada sesama mu karena Tuhan sangat peduli
kepada orang-orang yang baik dan benar.
Dan Tuhan sangat murka dengan orsng ysng berbuat jahat.
2.5
KASIH ADALAH DASAR DARI SEGALA
HUBUNGAN
Janganlah
kamu menyimpan luka hati terhadap
beberapa anggota Gereja / pelayanan, karena itu mencerminkan orang Kristen yang
memiliki hubungan dengan Tuhan yang tidak baik.
Hubungan seseorang dengan sesama
pelayan Tuhan merupakan salah satu indicator hubungannya dengan Tuhan. Sehingga
janganlah kamu mudah melempar kesalahan kepada orang lain, tetapi cobalah
meluangkan waktu untuk mengintropeksi diri bahwa hubungan kita dengan sesama adalah indicator hubungan
kita dengan Tuhan.
Tuhan
menghendaki agar kita mengasihi sesama kita, meskipun orang yang kejam dan yang
telah menyakiti hati kita.
(KOLOSE 3 : 22-24)
Ayt. 22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan
(KOLOSE 3 : 22-24)
Ayt. 22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan
Ayt. 23 Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimuseperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Ayt. 24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah
kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah
tuan dan kamu hamba-Nya
( KOLOSE 4 : 1)
Ayt. 1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunya tuan di sorga.
Ayt. 1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunya tuan di sorga.
2.6 HUBUNGAN BAIK DENGAN SESAMA MERUPAKAN SALAH SATU BUKTI BAHWA KITA
MEMILIKI HUBUNGAN YANG INTIM DENGAN TUHAN
(MATIUS 22 : 37 & 39)
Ayt. 37 “ Jawab Yesus kepadanya:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu”
Ayt. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama
dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Kedua ayat di atas
merupakan hukum yang pertama dan yang terutama. Dan kedua hukum inilah
tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. . Allah adalah Roh perdamaian kita
dengan Tuhan dan hal ini terjadi di dalam alam Roh. Namun segala sesuatu yang
terjadi di dalam alam Roh haruslah dibuktikan/dinyatakan dalam alam nyata.
Oleh Karena hubungan perdamain yang terjain dengan Tuhan
haruslah dibuktikan, dilakukan / dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan
yang telah Tuhan ajarkan sebarkanlah kepada semua orang dan terapkan juga dalam
kehidupan mu sehari-hari.
Jika ada orang yang mengaku hubungann dengan Tuhan terjalin
dengan baik & intim, maka dapat dilihat dari hubungannya dengan sesamanya .
Bila hubungannya dengan sesama tidak baik, tapi mengaku hubungannya dengan
Tuhan terjalin sangat baik & intim, maka hubungan dengan Tuhan perlu di
pertanyakan & akan sia-sia karna ternyata sikap rohani yang tidak diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2.7 MANUSIA DI CIPTAKAN SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL
Salah satu bukti kerendahan hati adalah dengan kita mengakui
bahwa kita juga membutuhkan orang lain, dan kita tidak boleh mementingkan ego
kita dari pada orang lain dan kesombongan kita sendiri.
Karena dasar hubungan kia dengan sesama merupakan bukti dasar
hubungan kita dengan Tuhan.
Oleh sebab itu kita sebagai makhluh sosial tidak dapat hidup dalam pertikaian. Dan kita pasti tidak akan dapat hidup damai dengan perasaan benci dan dendam dalam hati kita.
Karena Kasih Tuhan akan selalu mendorong kita untuk membina hubungan yang damai sejahtera dengan sesama. Sebab dengan demikian maka kita akan memperoleh berkat Tuhan dalam kehidupan kita.
Oleh sebab itu kita sebagai makhluh sosial tidak dapat hidup dalam pertikaian. Dan kita pasti tidak akan dapat hidup damai dengan perasaan benci dan dendam dalam hati kita.
Karena Kasih Tuhan akan selalu mendorong kita untuk membina hubungan yang damai sejahtera dengan sesama. Sebab dengan demikian maka kita akan memperoleh berkat Tuhan dalam kehidupan kita.
Tuhan
Yesus Kristus telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
membutuhkan orang lain. Oleh sebab itu kita sebagai manusia tidak dapat hidup
hidup tanpa orang lain.
2.8 KETIDAK-BERESAN
HUBUNGAN KITA DENGAN SESAMA KITA AKAN MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MEZBAH ATAU
HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN.
Tuhan
berkata di dalam Matius 5:23-24 bahwa jika seseorang ingin mempersembahkan
korban/ibadah kepada Tuhan tetapi teringat akan salah satu saudaranya yang
terluka hati karena dia, maka ia harus meninggalkan dahulu mezbah itu dan
pergilah berdamai dengan sesamanya, setelah itu barulah kemudian ia kembali
untuk mempersembahkan korban ibadah kepada Tuhan.
Ini adalah hal yang sangat penting bahwa hubungan yang beres dengan sesama adalah akses untuk beribadah kepada Tuhan. Setelah kita memperbaiki hubungan dengan sesama (berdamai) maka kita mempunyai akses yang besar untuk menghadap Tuhan dan apa saja yang kita persembahkan akan berkenan kepadaNya.
Ini adalah hal yang sangat penting bahwa hubungan yang beres dengan sesama adalah akses untuk beribadah kepada Tuhan. Setelah kita memperbaiki hubungan dengan sesama (berdamai) maka kita mempunyai akses yang besar untuk menghadap Tuhan dan apa saja yang kita persembahkan akan berkenan kepadaNya.
Ada beberapa orang yang menganggap remeh mengenai pemberesan
hubungan dengan sesama. Namun bagi Tuhan, hubungan dengan sesama adalah hal
yang sangat penting. Itulah sebabnya Tuhan mensejajarkan “hubungan antar
sesama” dengan “hubungan kita dengan Tuhan”.
Tuhan tidak
akan mencari orang yang sempurna, karena tidak ada manusia yang sempurna;
tetapi Tuhan mencari manusia yang mau menyerah kan diri kepada Tuhan untuk di
bentuk menjadi manusia yang sempurna.
Orang yang tidak membutuhkan orang lain, akan mengalami 10
bahaya, yaitu :
1. Kesombongan
2. Merasa dirinya sempurna
3. Merasa dirinya paling benar, sehingga tidak mau
mendengarkan
nasehat
4. Mau menang sendiri / egois
5. Jauh dari Tuhan
6. Otoriter
7. Menyangkal kebenaran
8. Kesepian
9. Mengalami kesusahan
10.Akan mengalami keterpurukan
2.9 PENGAMPUNAN & PENGAMPUNAN DOSA
Sebagai
anak Tuhan kita harus saling mengampunin kesalahan sesama kita, karena Tuhan
selalu mengajarkan kita untuk saling mengapuni, dan itu merupakan salah satu
syarat untuk membuat kehidupan ini damai
sejahtera.
# (EFESUS 4:32)
Ayt. 32 Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesrah dan saling mengampuni,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu
#(YAKOBUS 5:16)
Ayt. 16 Karena itu hendaklah kamu saling
mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar,
bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
2.10
MENEGUHKAN ORANG LAIN
Gunakan tubuh mu untuk memuliakan
nama Tuhan agar hidupmu damai sejahtera sehingga tidak sia-sia hidupmu
#(EFESUS 4:29)
Ayt.
29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah
perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.
#(1 TESALONIKA 5:11)
Ayt.
11 Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling
membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.
#(ROMA 14:19)
Ayt.
19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera
dan yang berguna untuk saling membangun.
2.11 NASEHAT PAULUS BAGI SETIAP ORANG
#(EFESUS 4 : 1-3)
Kesatuan Jemaat & Karunia yang Berbeda-beda
#(EFESUS 4 : 1-3)
Kesatuan Jemaat & Karunia yang Berbeda-beda
Ayt.
1 Sebab itu aku menasehatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan
karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah di panggil
berpadanan dengan panggilan itu.
Ayt.
2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.
Tunjukanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
Ayt.
3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai
sejahtera:
Ayt.
4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu
pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
Oleh
sebab itu beritakan kebesaran Tuhan Yesus kepada semua orang dan jadilah garam
dan terang di tengah masyarakat, karena kamu merupakan harapan Tuhan untuk
memberitakan kebesarannya
BABIII
SERUPA DENGAN KRISTUS
SERUPA DENGAN KRISTUS
3.1
CARA UNTUK SERUPA DENGAN KRISTUS
(EFESU 4: 24)
Ayt. 24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya
Ayt. 24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya
Sejak awal rencana
Allah yaitu menjadikan kita serupa dengan anak-nya yaitu Yesus.
(KEJADIAN 1 : 26)
Ayt. 26 “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung diudara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap dibumi.
Dari semua ciptaan, hanya manusia yang diciptakan “menurut gambar Allah”. Seperti Allah, kita adalah mahkluk-mahkluk roh, yaitu roh kita kekal dan akan hidup lebih lama daripada tubuh jasmani kita. Kita sebagai manusia telah di anugrahi kesadaran moral oleh Tuhan, yaitu kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang membuat kita untuk bertanggung jawab kepada Tuhan. Alkitab mengajarkan bahwa semua orang memiliki sebagian dari gambar Allah. Tetapi gambar tersebut tidak lengkap dan telah rusak oleh dosa.
oleh karena itu Allah mengutus anaknya yaitu Yesus dengan suatu misi untuk memulihkan gambar Allah yang telah hilang dari kita manusia yang telah melupakan Tuhan. Karena Allah ingin anak-anaknya memiliki gambar dan rupa Allah. Dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan kita tidak akan pernah bisa menjadi Sang Pencipta. Karena Allah tidak inggin kita menjadi Allah, tetapi Allah menginginkan kita seperti Allah; yaitu mengambil nilai-nilai, sikap, dan karakter-Nya.
(KEJADIAN 1 : 26)
Ayt. 26 “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung diudara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap dibumi.
Dari semua ciptaan, hanya manusia yang diciptakan “menurut gambar Allah”. Seperti Allah, kita adalah mahkluk-mahkluk roh, yaitu roh kita kekal dan akan hidup lebih lama daripada tubuh jasmani kita. Kita sebagai manusia telah di anugrahi kesadaran moral oleh Tuhan, yaitu kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, yang membuat kita untuk bertanggung jawab kepada Tuhan. Alkitab mengajarkan bahwa semua orang memiliki sebagian dari gambar Allah. Tetapi gambar tersebut tidak lengkap dan telah rusak oleh dosa.
oleh karena itu Allah mengutus anaknya yaitu Yesus dengan suatu misi untuk memulihkan gambar Allah yang telah hilang dari kita manusia yang telah melupakan Tuhan. Karena Allah ingin anak-anaknya memiliki gambar dan rupa Allah. Dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan kita tidak akan pernah bisa menjadi Sang Pencipta. Karena Allah tidak inggin kita menjadi Allah, tetapi Allah menginginkan kita seperti Allah; yaitu mengambil nilai-nilai, sikap, dan karakter-Nya.
3.2 MENCEGAH KEBUSUKAN.
Seseorang pernah mengatakan bahwa garam harus
senantiasa dibawa ke atas meja makan untuk mengingatkan kita fungsi kita
sebagai garam.
Garam itu menjaga, melindungi apa yang dia
temui, sehingga ketika meihat garam kita bia ingat fungsi kita sebagai garam
dunia. Alkitab menceritakan bagaimana keadaan dunia ini yang begitu mengalami
kebusukan, kekacauan yang tidak terkendali karena dosa mereka. Di dalam
kejahatan dan immoralitas, dunia semakin lama semakin terpuruk. Di dalam
Alkitab dikisahkan:
o Zaman Nuh:
manusia semakin hidup di dalam kerusakan(Kej. 6:11-12)
Ayt. 11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
Ayt. 12 Allah memiliki bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia manjalankan hidup yang rusak di bumi.
Ayt. 11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.
Ayt. 12 Allah memiliki bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia manjalankan hidup yang rusak di bumi.
o Zaman Daud:
Tuhan melihat ke dunia dan orang dunia tidak ada yang benar (Maz. 14:2-3)
Ayt. 2 TUHAN memandang kebawah dari surga kepada anak-anak mannusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah .
Ayt. 3 Mereka semua telah menyeleweng, sermuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Ayt. 2 TUHAN memandang kebawah dari surga kepada anak-anak mannusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah .
Ayt. 3 Mereka semua telah menyeleweng, sermuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
o Zaman Yesaya: mausia
sakit rohani, tidak ada yang sehat (YESAYA 1:5-6).
Ayt. 5 Dimana lagi kamu mau di pukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kapala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
Ayt. 6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak di pijat dan tidak dibalut dan tidak di taruh minyak.
Ayt. 5 Dimana lagi kamu mau di pukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kapala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
Ayt. 6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak di pijat dan tidak dibalut dan tidak di taruh minyak.
o Zaman para
rasul: orang yang tidak percaya hidup di dalam dosa-dosa (TITUS 3:2-3).
Ayt. 2 Janganlah
mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan
bersikap lemah lembut terhadap semua orang.
Ayt. 3 Karena dahulu
kita juga hidup dalam kejahilan : tidak taat, sesat, menjadi hamba
berbagai-bagai nafsu dan keininginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian,
keji, dan saling membenci.
Alkitab memperlihatkan secara jelas bagaimana
keadaan dunia yang busuk dan rusak karena dosa-dosa mereka.
Karena itulah orang Kristen dipanggil untuk
menjadi garam. Fungsi garam yang penting adalah mencegah PEMBUSUKAN. Demikian
juga orang Kristen memiliki fungsi untuk mencegah kebusukan/ kerusakan
moralitas dunia. Untuk mencegah kebusukan dunia ini, Tuhan memanggil
murid-murid-Nya hadir di dalam dunia.
Jikalau garam itu sudah tidak asin lagi, maka
garam itu otomatis juga akan kehilangan fungsinya. Jadi, tidak berguna lagi dan
dibuang saja. Tidak ada gunanya untuk dipelihara. Sudah berkali-kali kita
mendengar perihal gereja-gereja yang di Asia kecil, yang Tuhan campakkan karena
mereka tidak menjadi garam dunia lagi. Mereka bahkan hidup menurut kehidupan
dunia yang rusak, hidup kompromi, lalu Tuhan membuang mereka.
(Matius 5 : 13) , “ Kamu adalah GARAM DUNIA .
Jika garam itu MENJADI TAWAR , dengan apakah diasinkan ? tidak ada lagi gunanya
selain DIBUANG dan DIINJAK ORANG . “
Ajaran Tuhan Yesus diatas bukit ini , Menjelaskan fungsi hidup sebagai anak Tuhan adalah ; Menjadi GARAMtentunya ketika Tuhan memerintahkan untuk menjadi Garam , Sesungguhnya POTENSI itu sudah ada didalam hidup orang percaya !
Ajaran Tuhan Yesus diatas bukit ini , Menjelaskan fungsi hidup sebagai anak Tuhan adalah ; Menjadi GARAMtentunya ketika Tuhan memerintahkan untuk menjadi Garam , Sesungguhnya POTENSI itu sudah ada didalam hidup orang percaya !
Ajaran Tuhan ini juga memberikan pujian dan penghargaan bagi SETIAP ORANG PERCAYA ( Kristen ) atau setiap manusia yang mau menyatakan fungsinya , peranannya.
# seperti GARAM ;
• Putih , indah , Hidup bisa mewarnai lingkungan yang dulunya putus asa menjadi berpengharapan, ( termasuk mereka yang mengupayakan tanah yang gersang menjadi hijau )
• Mencegah kebusukan , ( antiseptik ) Dulunya lingkungannya menakutkan menjadi indah elok ( dulunya sarang preman dan pemabuk menjadi normal dan aman dan sejahtera )
• Membuat masakan tawar jadi enak , Tuhan mengingatkan peranan kita sebagai anak-anakNya sebagai GARAM ditengah dunia yang tawar jadi menggairahkan .
• Putih , indah , Hidup bisa mewarnai lingkungan yang dulunya putus asa menjadi berpengharapan, ( termasuk mereka yang mengupayakan tanah yang gersang menjadi hijau )
• Mencegah kebusukan , ( antiseptik ) Dulunya lingkungannya menakutkan menjadi indah elok ( dulunya sarang preman dan pemabuk menjadi normal dan aman dan sejahtera )
• Membuat masakan tawar jadi enak , Tuhan mengingatkan peranan kita sebagai anak-anakNya sebagai GARAM ditengah dunia yang tawar jadi menggairahkan .
Sebagai orang Kristen kita harus memeranginya dan memberi contoh
Norma-Norma hidup menurut standart Tuhan ini kepada dunia agar kehancuran moral
didunia bisa dicegah karena keberadaan orang Kristen yang mau menjadi garam
dunia ! dan menjaga dirinya tidak dicemarkan oleh dunia
( Yakobus 1 : 27)
“Ibadah yang murni dan yang yangtak bercacat di
hadapan Allah,Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh
dunia” Artinya orang Kristen harus
dipulihkan lebih dulu gambar diri sebagai anak Tuhan supaya bisa memulihkan
masyarakat dimana kita berada !
3.3
Apakah yang dimaksud hidup
harus jadi terang dunia ?
1. Terang itu harus dilihat dan memberi dampak positif bagi orang yang ada disekitarnya
1. Terang itu harus dilihat dan memberi dampak positif bagi orang yang ada disekitarnya
Kekristenan adalah sesuatu yang bisa DILIHAT atau seseorang
yang menjadi pengikut KRISTUS tidak ada yang disembunyikan , Jadi menjadi
pengikut Kristus tidak bisa dengan sembunyi-sembunyi . Menjadi orang Kristen
menghancurkan ketersembunyian dirinya atau ketersembunyian ( menutup diri )
menghancurkan kekristenannya !
Kalau kita menjadi orang Kristen kita harus bisa dilihat , dinyatakan
kepada dunia , luar dan dalam hidup sama karena ROH dan KASIH KRISTUS , yang
ada didalam hidupnya mengubahkan hidupnya yang lama menjadi baru !
Kekristenan tidak bisa dilihat hanya didalam Gereja dengan segala kegiatan , pelayanan dan aktifitasnya , tetapi harus bisa di pertontonkan kepada dunia . Dalam perkataan , perbuatan dan tindakan , dalam bergaul , hubungan dengan atasan , bawahan nampak atau tidak terang kehidupan Kristus , saat belanja dipasar , jual dipasar , apakah dunia sekitar kita bisa melihat terang Kristus terpancar lewat hidup kita ! Sebab Tuhan tidak mengatakan kamu adalah terang dalam Gereja , tetapi Tuhan mengatakan kamu adalah terang dunia !disekolah , disawah , ditempat kerja dimana saja kita berada
Kekristenan tidak bisa dilihat hanya didalam Gereja dengan segala kegiatan , pelayanan dan aktifitasnya , tetapi harus bisa di pertontonkan kepada dunia . Dalam perkataan , perbuatan dan tindakan , dalam bergaul , hubungan dengan atasan , bawahan nampak atau tidak terang kehidupan Kristus , saat belanja dipasar , jual dipasar , apakah dunia sekitar kita bisa melihat terang Kristus terpancar lewat hidup kita ! Sebab Tuhan tidak mengatakan kamu adalah terang dalam Gereja , tetapi Tuhan mengatakan kamu adalah terang dunia !disekolah , disawah , ditempat kerja dimana saja kita berada
2. Terang adalah pembimbing orang , terang merupakan
pembimbing perahu
–perahu yang ada ditengah laut untuk bisa melihat pantai dan di teluk-teluk di
malam hari , lampu berderet-deret menjadi petunjuk arah kapal ditengah laut ,
bagi penduduk dikota terang merupakan petunjuk arah jalan pulang kerumah ,
betapa menyulitkan saat lampu mati kita ada dijalan , demikian pula saat kita
ada dirumah betapa menyulitkan saat lampu mati kita bisa menabrak kesana kemari
.
Kekristenan adalah menjadi pembimbing orang atau sebagai inisiator , dalam melangkah hidup dalam kebenaran , perbuatan dan tindakan yang baik , menjadi inisiator bagi kota , dalam penghijauan , peduli kasih kepada mereka yang kurang beruntung .
Dalam
dunia ini banyak orang hanya bisa berbicara saja! Tetapi tidak memiliki
kekuatan moral untuk mengalahkan EGO nya dan melangkah hidup jadi berkat , baik
saat ada bencana , kecelakaan dan membela orang miskin dalam keterbatasannya .
Orang Kristen dituntut bisa menjadi contoh melangkah , bertindak mendorong
orang lain melakukan hal yang sama , sehingga hidup orang Kristen menjadi jalan
kebenaran dan kehidupan bagi orang dunia secara umum !
3.4 Terang memberi peringatan dini agar kita berhenti karena didepan ada bahaya,
3.4 Terang memberi peringatan dini agar kita berhenti karena didepan ada bahaya,
Seperti kapal yang tidak tahu didepan ada batu karang .
Sebagai orang Kristen kita diberi tugas untuk memberi peringatan dini kepada
orang yang berjalan salah yang bisa mencelakakan dan membinasakan hidupnya ,
baik itu jalan yang dilakukan anak muda atau orang tua yang bisa membahayakan
hidupnya , memang hal ini tidak mudah atau sulit karena bisa tidak disukai
orang tersebut , tetapi itu lebih baik dari pada darahnya tertanggung atas
hidup kita kalau kita tidak memberi peringatan ! (Yehezkiel 3 : 18)
Sering orang Kristen untuk tidak melakukan hal tersebut dengan argumen , menjaga perasaan , nanti ndak tersinggung dlsbnya , Mereka lupa ini kehendak , perintah Tuhan apa tidak sungkan dengan Tuhan lebih sungkan kepada manusia ?
Seorang Kristen bisa berfungsi menjadi GARAM dan TERANG dunia karena sesungguhnya POTENSI Garam dan Terang yang merupakan refleksi KEHIDUPAN KRISTUS kalau ;
• Menjadikan YESUS sebagai TUAN ( Raja ) dalam hidup kita .
• Kalau KEBENARAN Firman Tuhan diijinkan mengubahkan hidup kita ( pola pikir duniawi menjadi surgawi , cara pandang duniawi menjadi surgawi )
• HIDUP BARU dalam Kristus Yesus membuat kita bisa memunculkan potensi Garam dan terang kepada n .
Sering orang Kristen untuk tidak melakukan hal tersebut dengan argumen , menjaga perasaan , nanti ndak tersinggung dlsbnya , Mereka lupa ini kehendak , perintah Tuhan apa tidak sungkan dengan Tuhan lebih sungkan kepada manusia ?
Seorang Kristen bisa berfungsi menjadi GARAM dan TERANG dunia karena sesungguhnya POTENSI Garam dan Terang yang merupakan refleksi KEHIDUPAN KRISTUS kalau ;
• Menjadikan YESUS sebagai TUAN ( Raja ) dalam hidup kita .
• Kalau KEBENARAN Firman Tuhan diijinkan mengubahkan hidup kita ( pola pikir duniawi menjadi surgawi , cara pandang duniawi menjadi surgawi )
• HIDUP BARU dalam Kristus Yesus membuat kita bisa memunculkan potensi Garam dan terang kepada n .
3.5 PENGERTIAN
ETIKA DAN ETIKA KRISTEN
Etika kristen adalah etika yang tumbuh atas dasar iman Kristen. Dalam iman
Kristen disadari bahwa Allah hakekatnya cinta kasih, cinta kasih Allah berwujud
dalam banyak hal, khususnya diwujudkan dalam Kristus. Sebaliknya respon kasih
pihak manusia kepada Allah itulah yang dinamakan iman Kristen. Etika Kristen
bertumbuh dalam suatu kebebasan,hubungan cinta kasih dan pengharapan. Etika
Kristen bukanlah suatu yang sudah baku membeku semacam resep mentah, tapi etika
Kristen terbuka menyingkapi hal-hal yang baru. Karena itu selain iman maka
situasi dan konteks yang dihadapi juga menjadi pertimbangan dalam menentukan
sikap etis Kristen. Norma dasar dalam etika Kristen antara lain Iman [Roma
12;3], kasih [Mat 22;37], sabar [Ams 14;29], murah hati [Mat
5;2-5], tidak cemburu [Ayub 5;2], rendah hati [Luk 18;14],
tidak sombong [Yes 2;11,17], sopan [Roma 13;13], tidak mencari
keuntungan sendiri [1 Kor 10;24], tidak pemarah [Kol 3;8], tidak
menyimpan kesalahan [Mat 5;23.24], adil [1 Tim 6;11], toleran dan
saling menghormati.
3.6
GARAM dan TERANG DUNIA
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu
menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah tempayan, melainkan di atas kaki pelita sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5:13-16).
Yesus tidak
mengatakan, “Jadilah kamu garam dunia.” Ayat-ayat padanannya terdapat
juga dalam Luk 14:34 dsj. dan juga dalam Mrk 9:50. Arti umum dari ayat ini
adalah bahwa fungsi para murid adalah serupa dengan fungsi-fungsi garam.
Dari berbagai tulisan Perjanjian Lama kelihatan bahwa dalam kehidupan orang Yahudi, garam digunakan dengan pelbagai cara guna mencapai banyak tujuan:
Dari berbagai tulisan Perjanjian Lama kelihatan bahwa dalam kehidupan orang Yahudi, garam digunakan dengan pelbagai cara guna mencapai banyak tujuan:
1. Garam
adalah kebutuhan dasar manusia. “Kebutuhan pokok untuk hidup manusia
ialah: air, api, besi dan garam, terigu dan serta madu, air
anggur, minyak dan pakaian.” (Sir 39:26)
2. Sebagai
bumbu penyedap (seasoning) agar makanan menjadi lebih enak rasanya. “Dapatkah
makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada
rasanya?” (Ayb 6:6)
3. Garam
merupakan sebuah bagian penting dalam korban persembahan.
- “Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allah-mu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam” (Im 2:13).
- “Engkau harus membawanya ke hadapan TUHAN dan imam-imam harus menaburkan garam ke atasnya dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi TUHAN” (Yeh 43:24).
4. Elisa menggunakan
garam untuk memurnikan mata air di Yerikho (2Raj
2:19-22).
5. Abimelekh menaburi kota Menara-Sikhem dengan
garam untuk mendatangkan kutuk agar tanah gersang dan
juga kutuk atas kota – setelah membunuh orang-orang (Hak 9:45; bdk Ul 29:22-23;
Yer 17:6; Zef 2:9).
6. Garam sebagai
tanda persahabatan permanen: perjanjian garam.
- “Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itu suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu” (Bil 18:19).
- Ketika Raja Abia dari Yehuda berperang dengan Yerobeam, dia berseru di atas gunung Zemaraim: “Dengarlah kepadaku, Yerobeam dan seluruh Israel! Tidakkah kamu tahu, bahwa TUHAN Allah Israel telah memberikan kuasa kerajaan atas Israel kepada Daud dan anak-anaknya untuk selama-lamanya dengan suatu perjanjian garam?” (2Taw 13:5).
7. Garam memiliki
kualitas untuk menyembuhkan dan membersihkan.
- “Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: ‘Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi.’ Jawabnya: ‘Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.’ Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: ‘Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.’ Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa” (2Raj 2:19-22).
- “Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan lampin” (Yeh 16:4).
8. Garam merupakan sebuah
gambaran penghakiman.
Dalam Kej 19:26 istri Lot dihakimi Allah; dia menjadi tiang garam karena tidak taat pada perintah Allah agar tidak menoleh ke belakang.
Dalam Kej 19:26 istri Lot dihakimi Allah; dia menjadi tiang garam karena tidak taat pada perintah Allah agar tidak menoleh ke belakang.
Juga dapat dikatakan bahwa garam adalah bahan
pengawet. Garam mengawetkan bahan makanan supaya
tidak cepat busuk, misalnya dilaburi pada daging agar tidak cepat rusak (Ingat
sayur asin, ikan asin dll.). Di tempat-tempat yang beriklim panas tanpa lemari
pendingin, garam masih digunakan seperti ini.
Orang-orang Semit kuno malah menggunakan garam
sebagai pupuk. Dengan demikian ungkapan ‘garam bumi’ cukup
alamiah -artinya wajar- apalagi kalau kita memperhatikan sebuah ayat
Injil tentang garam yang sudah menjadi tawar: “Tidak ada lagi gunanya baik
untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja.” (Luk
14:35)
Dalam Mat 5:13 soal garam sebagai ‘pupuk’ sudah
tidak muncul, sehingga ayat ini sudah kehilangan hubungannya dengan bidang
agro. Metafora yang dikemukakan dalam Injil Matius mengacu secara lebih
langsung pada realitas para murid; dengan demikian kata bumi menjadi
sejajar dengan kata dunia (lihat 5:14), jadi ‘bumi’ bukan lagi
berarti tanah yang dapat digarap untuk pertanian, tetapi berarti ‘kemanusiaan
yang universal’.
Garam itu bersifat merasuk (penetrating),
meresap. Oleh karena itu
garam baik untuk menjadi bumbu penyedab dan bahan pengawet seperti diterangkan
tadi.
“Kamu adalah garam dunia” (Mat 5:13). Hal ini
berarti, bahwa para murid Yesus (siapa pun dia) memainkan peranan penting dalam
kemanusiaan. Seperti telah dikatakan tadi bumi bukan lagi
diartikan sebagai ‘tanah untuk pertanian’ tetapi kemanusiaan yang
bersifat universal.
“Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak
di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” (Mat 5:14). Dalam Injil
Yohanes, Yesus berkata: “Akulah terang dunia; siapa saja yang mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
kehidupan” (Yoh 8:12). Kemudian Yesus bersabda: “Selama Aku di
dalam dunia, Akulah terang dunia”(Yoh 9:5). Sekarang dalam Mat 5:14 ini, kita
disamakan dengan sang Guru sendiri – artinya para murid juga adalah terang
dunia. Ini merupakan pujian paling besar yang diberikan kepada orang kristiani
secara pribadi. Betapa tidak? Ketika Yesus menggunakan kata-kata ini,
sebenarnya Dia menggunakan sebuah ungkapan yang cukup familiar bagi orang-orang
Yahudi yang mendengar kata-kata itu. Orang-orang Yahudi sendiri berbicara
tentang Yerusalem sebagai ‘terang bagi orang-orang kafir’ dan seorang Rabi yang
terkenal seringkali dipanggil/dijuluki ‘pelita Israel’. Satu hal yang sangat
diyakini oleh orang Yahudi, yaitu bahwa terang yang bersinar dari bangsa mereka
atau dari seorang hamba Allah (man of God) adalah ‘terang yang
dipinjami’. Pinjam dari siapa? Dari Allah. Yerusalem memang ‘terang bagi
orang-orang kafir’, tetapi Allah-lah yang menyalakan pelita Israel itu.
Demikian pula dengan kita orang-orang Kristiani. Terang kita adalah pencerminan
terang Kristus sendiri (dengan demikian syaratnya adalah pemuridan yang baik).
Sinar yang memancar dari orang-orang Kristiani datang dari kehadiran Kristus
(Roh Kudus/Roh Kristus) dalam diri/hati orang-orang itu.
3.7
ETIKA KRISTEN sebagai GARAM dan TERANG DUNIA
Kehadiran murid-murid Kristus di atas
bumi adalah untuk menjaga agar masyarakat manusia ini jangan sampai runtuh
secara total. Pada saat kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya nanti (parousia),
dunia kita yang penuh dengan kedosaan ini akan berantakan, baik dilihat dari
sudut moral, spiritual dan politik ( 2Tes 2:5-12). Sekarang umat beriman harus
menjalani kehidupan yang utuh, kehidupan yang bersih …… di dalam dunia yang begitu
korup. Jadi, kalau Yesus mengatakan kepada para murid-Nya, “Kamu adalah garam
dunia”, maka yang Ia maksudkan di sini adalah, bahwa para murid harus
menghentikan/meng-counter proses pembusukan dunia ini. Dengan apa? ….. Dengan
Injil, yakni Kabar Baik Tuhan kita Yesus Kristus. Satu-satunya harapan yang
akan menyelamatkan manusia adalah Yesus Kristus, lewat Injil-Nya. Lihat sabda
Yesus di awal karya-Nya dalam masyarakat seperti tercatat dalam Injil Markus:
“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah
kepada Injil!” (Mrk 1:15).
Garam itu mempunyai sifat merasuk. Secara
perlahan-lahan, sedikit demi sedikit tetapi pasti, garam merasuki – menyerap ke
dalam – bahan seperti daging, ikan atau sayur yang telah diolesi atau
dilabur dengan garam itu. Demikian pula Gereja harus merasuki, menyerap ke
tengah-tengah dunia, ke mana-mana menyebarkan Kabar Baik Tuhan kita Yesus
Kristus. Apabila Gereja (artinya kita-kita ini) berhenti memberitakan Kabar
Baik itu, maka Gereja berhenti berfungsi sebagai ‘garam dunia’. Ingatlah apa
yang dikatakan oleh Paus Paulus VI: “Gereja ada untuk mewartakan Injil” (Evangelii
Nuntiandi, 14).
Garam itu digunakan juga sebagai bumbu penyedap
(seasoning). Kita semua para murid Kristus berfungsi
sebagai bumbu penyedap bagi dunia yang sedang mau mati ini.
Mengapa? Karena dunia sekarang memang sedang dilanda oleh budaya kematian,
budaya maut. Lihat saja acara-acara dan berita-berita di TV dan berita media
masa lainnya. Bagaimana caranya kita menjadi bumbu penyedapdalam
masyarakat? Dengan membawa pesan yang berisikan harapan. Sungguh dunia ini akan
hambar tanpa-rasa dan tanpa-harapan apabila tidak ada yang menggaraminya. Lewat
bicara dan hidup kita, kita perkenalkan, kita tanamkan peradaban cinta
kasih, sesuai juga dengan anjuran Paus Yohanes Paulus II. Sungguh
bukan omong kosong. Bayangkan sebuah acara, pesta dsb. kalau tidak dihadiri
oleh orang yang suka humor, ‘penuh sukacita’ yang akan membuat pesta menjadi
‘hidup’, yang menjiwai pesta itu. Satu persatu orang akan meninggalkan acara
itu, karena membosankan.
Sebagai garam, kita para murid Kristus, juga
harus membawa angin segar, angin pembaharuan, rasa cinta akan kehidupan dalam
apa saja yang kita lakukan dan setiap saat kita bertemu dengan sesama kita.
Dalam dunia yang menderita karena penuh kebosanan, keterasingan (alienasi),
ketakutan dll., para murid Kristus harus membawa ke tengah-tengah
saudara-saudari kita dalam masyarakat, semangat hidup, entusiasme yang penuh,
sukacita, kepercayaan akan sesuatu yang baik. Sebagai ‘garam’, seorang murid
Kristus tidak bersikap masa bodoh atas pelbagai masalah yang dihadapi oleh
sesamanya. Sebaliknya, sebagai ‘garam’ seorang murid Kristus adalah pembawa
Kabar Baik. Apapun masalah yang dihadapi “….. Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia” (Rm 8:28).
Mengapa? Karena kita berada di tangan Allah, maka kita semua diciptakan dari
cinta kasih-Nya, dengan demikian kita terus-menerus dikelilingi dan ditopang
oleh cinta-Nya yang kreatif.
“Jika garam itu menjadi tawar ……” (Mat
5:13). Garam memang dapat menjadi tawar. Apabila garam
dibiarkan kena exposed pada atmosfir, cepat atau lambat garam
itu akan kehilangan rasa asinnya. Mula-mula kelembaban memasukinya dan kemudian
merusaknya. Kalau dicampur dengan air yang cukup banyak, maka garam pun dapat
kehilangan rasa asinnya. Garam juga dipakai oleh orang-orang Semit kuno – yang
sampai sekarang kadang-kadang masih dilakukan oleh tukang roti Arab – untuk
melaburi dasar dari oven: untuk mendorong pembakaran dari bahan bakar yang
kurang baik, seperti kotoran unta yang telah dikeringkan. Setelah kurang lebih
15 tahun, daya garam itu sebagai katalisator habislah dan garam itu pun dibuang
(Kata Semit untuk oven adalah arca yang juga mempunyai arti
‘bumi’. Maka itu ketika Yesus mengatakan: “Kamu adalah garam bumi”; bisa saja
orang menerjemahkannya “Kamu adalah garam oven”; tetapi seperti dikatakan tadi,
bahwa ayat ini berpadanan dengan ayat tentang ‘terang dunia’, maka ‘garam oven’
menjadi tidak relevan. ‘Garam yang sudah kehilangan rasa’ itu menjadi sekedar
bahan-bahan sisa di bumi dengan sedikit rasa (ada rasa, tapi sedikit saja),
karena sodium khlorida-nya sudah tidak ada. Oleh karena itu ada ungkapan orang
Persia: “Tidak benar terhadap garam” yang artinya adalah tidak
setia, tidak tahu berterima kasih.
Apa bahayanya kalau para murid Kristus
kehilangan rasa? Dari luar kelihatan seperti orang beriman, berbicara seperti
orang beriman, akan tetapi di dalam mereka sudah mati secara rohani: membusuk
dari dalam! Sebagai garam, seorang murid Kristus harus mempunyai garam dalam
dirinya. Bagaimana orang dapat kehilangan rasa asinnya itu? Karena dibiarkan
kena exposed pada atmosfir yang salah. Kebanyakan exposure dan
kompromi dengan dunia menghancurkan ‘rasa’ seorang murid Kristus. Kebanyakan
kompromi dengan dunia membuat seorang murid Kristus tidak ada bedanya dengan
orang-orang lain dalam dunia. Murid Kristus menjadi sombong, mencari keuntungan
diri sendiri, pemarah dan cemburu. Dia tidak lagi menjadi ‘tanda lawan’ bagi
masyarakat di sekitarnya; dia tidak lagi mampu memenuhi fungsinya dalam dunia,
artinya tidak akan mampu untuk mengubah atau mentransformasikan dunia. Dalam
ayat ini Yesus mengingatkan para murid: (1) untuk tidak mengkompromikan iman-kepercayaan
mereka, (2) untuk tidak melakukan dilusi (campur-aduk) kebenaran dengan
ketidak-benaran seperti yang dilakukan oleh mereka yang menganut paham
liberalisme dalam penghayatan iman kristiani mereka, (3) untuk tidak
mengkompromikan perilaku mereka dengan dunia. Karena kalau para murid Kristus
mulai melakukan segala macam kompromi ini, maka proses pembusukan akan mulai
menjangkiti diri mereka masing-masing.
“Dibuang dan diinjak orang” (Mat 5:13). Ada unsur
parabolis dalam teks ini, yang tidak perlu diterapkan secara harfiah pada
‘nasib akhir’ seorang murid Yesus. Ungkapan ‘dibuang’ mempunyai arti ganda.
Lihat Mat 13:48 “Perumpamaan tentang jala besar’ dimana diceritakan bahwa ikan
yang tidak baik itu dibuang. Lihat juga nas-nas dalam Mat yang berkaitan dengan
hukuman kekal. Dengan kekecualian Mat 8:12, semua nas termaksud berbicara
mengenai umat manusia berdosa pada umumnya (Mat 13:42). Yang lebih sering
adalah mengenai murid-murid Kristus yang tidak setia (Mat 7:19; 13:48,50;
18:8,9; 22:13). Sebenarnya Yesus memperingatkan para murid-Nya untuk tidak
menghianati panggilan mereka sebagai ‘pengawet’ dan ‘bumbu penyedap’, artinya
sebagai orang-orang yang memberikan orientasi kepada dunia.
Terang pertama-tama dan terutama dimaksudkan
untuk dapat dilihat.Sebenarnya tidak ada kemuridan yang bersifat
rahasia, karena kerahasiaan dapat menghancurkan kemuridan itu atau kemuridan
itu menghancurkan kerahasiaan itu. Kekristenan/ Kristianitas seseorang harus
secara sempurna kelihatan oleh semua orang. Kemudian, kekristenan ini tidak
boleh hanya kelihatan di dalam ruang lingkup Gereja, karena kalau demikian
halnya tidak banyak gunanya bagi siapa pun. Kekristenan bahkan harus lebih
kelihatan pada kegiatan-kegiatan seseorang dalam tata-dunia. Kekristenan kita
haruslah kelihatan pada waktu kita berbicara dengan pegawai rendahan kita, pada
waktu kita memesan makanan dan minuman dalam restoran, pada waktu kita
berbelanja, dalam hal bahasa yang kita gunakan sehari-hari, dalam hal buku-buku
yang kita baca dan lain sebagainya. Seorang Kristiani adalah Kristen di pabrik,
di kantor, di ruang sekolah, di dalam ruang bedah, di bengkel, di dapur, di
lapangan golf, seperti juga di gereja. Yesus tidak mengatakan “Engkau adalah
terang gereja”, tetapi “Engkau adalah terang dunia”. Dan dalam kehidupan
seseorang di dunia, kekristenannya harus jelas kelihatan kepada semua orang.
Terang adalah pemandu. Seorang
kristiani harus menjadi panutan. Salah satu hal yang diperlukan dunia ini
adalah orang yang siap untuk menjadi pusat kebaikan: pemimpin yang baik. Ada
banyak orang di dunia yang tidak memiliki kekuatan moral dan keberanian untuk
memegang prinsip tertentu kalau tidak ada yang memimpin mereka. Apabila ada
seseorang yang cukup kuat untuk dapat diandalkan, maka mereka pun akan
melakukan hal yang benar. Adalah tugas orang kristiani untuk menjadi terang
yang membimbing orang-orang yang lemah dan kurang berani.
Terang seringkali dapat menjadi ‘terang tanda
peringatan’. Peringatan macam apa? Peringatan
untuk stop kalau ada bahaya di depan. Kadang-kadang tugas
orang kristianilah untuk memperingatkan orang-orang. Suatu tugas yang sulit.
Orang Kristiani adalah terang yang dapat
dilihat, terang yang memimpin dan terang yang menjadi tanda peringatan.
“Orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi
semua orang di dalam rumah” (Mat 5:15). Perumpamaan
tentang pelita yang diletakkan di atas kaki dian juga dapat dibaca dalam Luk
11:33; Mrk 4:21 dan Luk 8:16. Mungkin sekali konstek asli adalah upaya para
lawan Yesus untuk mencegah Dia – “sang Terang”, untuk memberitakan Kabar Baik.
Tetapi pelita telah dinyalakan dan terang itu bercahaya, bukan untuk ditutupi
kembali, tetapi untuk memberi terang kepada semua pihak. Ketiga penulis Injil
menggunakan perumpamaan ini untuk konteks yang berbeda-beda.
Injil Matius telah mengkombinasikan perumpamaan
tentang pelita ini (Mat 5:15) dengan ‘kota yang terletak di atas gunung
(bukit)’ (Mat 5:14b). Mat 5:14b tidak mempunyai paralel dalam Injil sinoptik
yang lain, tetapi ada ucapan Yesus yang yang mendekati dalam Oxyrhynchus
Papyrus 1:7 = Injil Tomas 32 à Yesus berkata: sebuah kota yang
terletak di atas sebuah bukit yang tinggi dan atas sebuah fondasi yang kokoh,
tidak dapat direndahkan atau disembunyikan (Hendrickx, hal. 41). Dalam Injil
Matius mau dikatakan bahwa ‘terang tidak dapat menjadi bukan terang’, tetapi
kekuatannya untuk menerangi dapat diambil dengan menaruh pelita itu di bawah
gantang, dengan demikian rumah itu tidak dapat diterangi. Akan tetapi kalau
gantang itu dibalik dan dijadikan sebagai kaki dian, maka terang itu dapat
berfungsi lagi dalam rumah sederhana orang-orang di Palestina di kala itu yang
cuma mempunyai satu ruangan.
Terang seperti ini tidak bisa untuk
tidak kelihatan, seperti juga sebuah kota yang terletak di atas bukit (Mat
5:14b) tidak bisa untuk tidak kelihatan.
Orang-orang Eseni di Qumran menamakan diri
mereka ‘anak-anak terang’, tetapi mereka hidup suci-suci sendiri dalam gua-gua;
tidak bedanya dengan pelita yang ditutup dengan gantang. Sebaliknya, para murid
Kristus harus membawa terang ke tengah-tengah dunia. Mereka harus menggenapi
nubuat Hamba Yahwe yang harus membawa terang ke dunia kepada bangsa-bangsa (Yes
42:6; 49:6). Bagaimana Yesus bisa mengatakan ini dan mengapa penulis Injil
Matius mencatatnya, apalagi dia sudah tahu bahwa Yesus adalah penggenapan
nubuat itu? Karena bagi penulis Injil Matius, Yesus Kristus dan Gereja adalah
satu tak terpisahkan. Kita harus selalu mengingat, bahwa Gereja adalah Sakramen
Kristus ( Lumen Gentium, 1).
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di surga” (Mat 5:16).
Pelita yang harus memberi terang pertama-tama adalah sebuah acuan pada ‘melakukan perbuatan yang baik’ (Mat 5:16). Siapa saja yang menolak atau gagal melakukan perbuatan yang baik adalah seperti seseorang yang menyalakan pelita, tetapi kemudian menyembunyikannya di bawah gantang. Akan tetapi mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, hanya akan menjadi terang apabila mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga siapa saja yang melihat mereka akan merasa terpimpin untuk memuliakan Allah Bapa. Hal ini bertentangan sekali dengan sikap dari mereka yang tidak berniat untuk berfungsi sebagai terang dunia, tetapi hanya mau bersih-bersih sendiri atau murni-murni sendiri (lihat contoh orang-orang Eseni di atas). Kemuridan selalu tercermin pada fungsinya, yaitu melayani orang lain, melayani dunia manusia.
Pelita yang harus memberi terang pertama-tama adalah sebuah acuan pada ‘melakukan perbuatan yang baik’ (Mat 5:16). Siapa saja yang menolak atau gagal melakukan perbuatan yang baik adalah seperti seseorang yang menyalakan pelita, tetapi kemudian menyembunyikannya di bawah gantang. Akan tetapi mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, hanya akan menjadi terang apabila mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga siapa saja yang melihat mereka akan merasa terpimpin untuk memuliakan Allah Bapa. Hal ini bertentangan sekali dengan sikap dari mereka yang tidak berniat untuk berfungsi sebagai terang dunia, tetapi hanya mau bersih-bersih sendiri atau murni-murni sendiri (lihat contoh orang-orang Eseni di atas). Kemuridan selalu tercermin pada fungsinya, yaitu melayani orang lain, melayani dunia manusia.
Tanpa pelayanan seperti itu tidak ada kemuridan
yang sejati.
Kemuliaan Allah ini dicapai tidak
secara langsung, artinya melalui orang-orang, di depan merekalah
perbuatan-perbuatan baik itu dilakukan. Ide yang sama dapat ditemukan baik
dalam Perjanjian Lama (lihat Yes 45:14-15) maupun Perjanjian Baru (1Tes 4:12).
Akan tetapi satu-satunya ayat paralel yang dekat adalah 1Ptr 2:12 à “Milikilah
cara hidup yang baik di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya
apabila mereka memfitnah kamu sebagai pelaku kejahatan, mereka dapat melihatnya
dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat
mereka.”
Akan tetapi orang tidak boleh melakukan
perbuatan-perbuatan baik agar supaya dapat dilihat oleh orang lain (lihat Mat
6:1, 16-18; 23:5, 28). Para murid harus hati-hati terhadap segala segala
lagak-lagu yang sok gaya. Mereka harus setia dan Allah akan mengurus
kemuliaan-Nya sendiri. Kalau dipahami sedemikian, maka Mat 5:16 tidak
bertentangan dengan Mat 6:1-18. Dua nas tersebut berbicara mengenai dua macam
masalah yang berbeda.
Dalam Mat 5:16 penulis Injil
mengingatkan pembaca akan bahayanya kalau terang seseorang itu tersembunyi,
sedangkan dalam Mat 6:1-18 penulis Injil berbicara mengenai orang yang mencari
kehebatan diri sendiri. Motif-lah yang membuat perbedaan: Kalau terang
bercahaya untuk kemuliaan manusia, maka itu berarti soal lagak-lagu yang sok
gaya demi kehebatan diri sendiri. Sebaliknya kalau terang bercahaya untuk
kemuliaan Bapa surgawi, maka itu adalah kesalehan yang sejati.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada zaman ini banyak orang yang terbuang,
lelah, jenuh dengan yang namanya agamadan sebenarnya jauh di lubuk hati mereka,
mereka muak dengan agama karena para pemimpin agama mereka (bukan tidak cerdas
dan pandai dalam berkata-kata) tapi karena punya hidup yang tidak konsisten dan
tidak manunggal. Inilah kebutuhan zaman ini teman-teman: dibutuhkan
orang-orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap hatinya, segenap kekuatannya
dan segenap hidupnya. Bukan hanya lewat pelayanan dan aktifitas-aktifitas
rohani serta Etika Kristen ia tampil saleh tapi dalam seluruh aspek
kehidupannya ia benar-benar memancarkan kasih Tuhan itu.
Inilah kondisi riil yang
melatarbelakangi tuntutan kita sebagai umat Allah untuk menjadi Garam dan Terang dunia. Mengapa ?
karena dunia ini telah di penuhi dengan oerang-orang yang hanya pandain
menerikan jargon-jargon rohani tanpa aksi-aksi yang konkret. Dan dunia ini di
penuhi orang-orang yang punya standar hidup ganda: di pelayanan dan Gereja dia
begitu saleh, tapi di bangku kuliah, di rumah orang tuanya dan di tempat
kostnya, ia hidup tidak bedanya seperti orang-orang kafir yang tidak tau Etika
Kristen yang seharusnya melandasi setiap perbuatannya, dan dapat di simpulkan
bahwa dunia seperti ini adalah dunia yang sangat gelap.
Tapi
inilah waktu yang tepat menurut Allah. Mengapa? Karena dunia seperti ini
haus menantikan orang-orang yang benar-benar tulus dan murni di hadapan Allah,
serta membutuhkan orang-orang yang harusnya menjadi pelopor Etika Kristen dalan
kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment