Demo mahasiswa di Jayapura minta ( Freeport ditutup Senin 20 Maret 2017)
|
Hevbyconom – Ratusan mahasiswa menggelar demo di
Jayapura meminta agar PT Freeport Indonesia segera ditutup. Aksi para mahasiswa
ini dilaksanakan di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Senin
(20/03/2017) lalu.
Para
demonstran beralasan perusahaan tambang emas asal Amerika ini sangat merugikan
masyarakat Papua karena telah mengeruk sumber daya alam selama puluhan tahun.
Tak cuma itu, Freeport juga disebut sebagai penyebab utama pelanggaran hak
asasi manusia (HAM).
“Kehadiran
Freeport di Papua tidak membawa kemakmuran melainkan penderitaan yang telah
menyebabkan kemiskinan dan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran di tanah
ini,” kata Pilipus Rubaha, seorang pendemo.
Para
pengunjuk rasa juga membagikan pamflet yang berisi rincian tuntutan mereka,
yang mana salah satunya meminta kepada Pemerintah Pusat untuk menarik TNI-Polri
dari Papua. Mahasiswa menganggap TNI-Polri menjadi aktor di balik sejumlah
kasus kekerasan terhadap masyarakat Papua.
Salah
satu insiden yang diungkit dalam tuntutan tersebut yakni penembakan lima
mahasiswa di Enarotali, Paniai, pada 8 April 2014, dan operasi keamanan yang
dilakukan kepolisian dan personel militer di Kampung Utikini.
Dikonfirmasi
terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan seruan agar
Pemerintah Pusat menarik TNI-Polri dari Papua sangat tidak berdasar. Kapolda
justru mempertanyakan tuntutan mahasiswa tersebut.
Senada
dengan Kapolda, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian
menyampaikan permintaan agar menarik aparat keamanan dari Papua tidak masuk
akal dan sudah pasti tidak akan dipenuhi Pemerintah. “Ada apa mereka menurut
tarik TNI-Polri? Kehadiran TNI-Polri di setiap wilayah Indonesia tertuang dalam
amanat konstitusi sehingga tak mungkin ini (tuntutan) dikabulkan,” katanya.
No comments:
Post a Comment